Matematika Kehidupan: Weton

Kehidupan manusia di dunia tak jauh dari ilmu matematika, penerapan ilmu matematika yang menyasar segala sisi kehidupan menyebabkannya sangat penting untuk dipelajari. Oleh karena itu, "Matematika Kehidupan" kami representasikan sebagai salah satu penjelasan bahwa kehidupan kita tak akan jauh dari matematika. Matematika kehidupan kali ini akan membahas tentang "Weton", yang sangat tidak asing bagi masyarakat Indonesia.

Apa itu Weton?

Weton adalah salah satu ilmu dari orang-orang jawa yang digunakan untuk memprediksi watak seseorang, ilmu tersebut didasari pada ingatan-ingatan orang terdahulu terhadap watak seseorang melalui hari kelahirannya. Dalam masyarakat jawa, hari terbagi menjadi menjadi dua bagian, yakni bagian yang pertama adalah hari itu sendiri dan bagian yang kedua adalah pasaran. Banyaknya hari ada tujuh yakni: Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat dan sabtu. Sedangkan banyaknya pasaran ada lima yakni: Pahing, Pon, Wage, Kliwon dan Legi. Tiap hari dan pasaran masing-masing memiliki hitungan atau nilai tersendiri yang nantinya jumlah dari hitungan atau nilai tersebut menjadi acuan bagaimana prediksi sifat dari orang yang lahir pada hari tersebut. Nilai dari hari dan pasaran tersebut masing-masing dinamakan neptu. Contoh: neptu dari hari jumat adalah 6, neptu dari pasaran kliwon adalah 8 dan lain sebagainya. Jumlah dari neptu hari yang ditambah dengan neptu pasaran disebut weton, seperti contoh hasil weton dari jumat kliwon adalah 14, karena neptu dari hari jumat adalah 6 dan neptu dari pasaran kliwon adalah 8, sehingga 6 + 8 = 14. Nilai dari weton inilah yang nantinya akan menjadi prediksi bagaimana watak seseorang yang lahir pada hari tersebut.

Bagaimana hubungan weton dengan matematika?

Diketahui bahwa bahwa weton adalah salah satu ilmu dari orang-orang jawa yang digunakan untuk memprediksi watak seseorang berdasarkan hari lahirnya, yang kemudian dari neptu hari dan pasarannya tersebut diperoleh weton, yang selanjutnya akan dihitung dengan metode modulo. Untuk menguasai ilmu hitung weton kita terlebih dahulu harus menguasai ilmu hitung dasar matematika, diantaranya penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Penjumlahan digunakan untuk menghitung hasil dari perhitungan weton sedangkan pembagian digunakan sebagai dasar dari teori modulo yang akan digunakan untuk menyelesaikan perhitungan dan mengambil kesimpulan. Menurut (Harahap, Adly dan Marpaung, 2021) dalam jurnalnya yang berjudul "Perhitungan Weton sebagai Penentu Hari Pernikahan dalam Tradisi Masyarakat Jawa Kabupaten Deli Serdang (Ditinjau dalam Persfektif 'Urf dan Sosiologi Hukum)", perhitungan weton jodoh biasanya menggunakan modulo 9 sehingga ada 9 kemungkinan kesimpulan yang akan diterima oleh sebuah pasangan. Diketahui bahwa konsep dasar pembagian adalah bilangan a apabila dibagi dengan bilangan b akan memiliki hasil c dan ditambah sisa r yang biasa ditulis dengan "a/b = c + r" atau dapat dipandang dengan bilangan a akan memiliki nilai yang sama dengan kelipatan bilangan b sebanyak c yang kemudian ditambah dengan sisa r yang biasa ditulis dengan "a = b * c + r". Uniknya, dengan sistem modulo seharusnya ada 9 macam kesimpulan, akan tetapi dalam teori weton ini terdapat 2 nilai yang memiliki kesimpulan yang sama sehingga kesimpulan akhir hanya ada 8, dengan 1 dari 8 kesimpulan tersebut adalah berakhir jodoh.

Apa saja kegunaan weton?

Selain digunakan untuk memprediksi bagaimana watak seseorang, weton juga dapat digunakan untuk meprediksi kecocokan jodoh, waktu memanen tanaman dan lain sebagainya. Contoh singkat weton untuk memprediksi jodoh adalah ketika ada pasangan yang hendak menikah di beberapa daerah di indonesia yang masyarakatnya masim mempercayai perhitungan weton maka sebelumnya perlu diketahui hari dan pasaran dari masing-masing calon. Misalnya sepasang calon yang masing-masing lahir pada senin pahing dan kamis kliwon. Senin pahing memiliki neptu 13 dan rabu wage memiliki neptu 11, sehingga jumlah dari kedua neptu ersebut adalah 24. Hasil penjumlahan weton pasangan yang berjumlah 24 dipercaya orang jawa sebagai hasil yang buruk yaitu Padu, yang dalam bahasa jawa berarti cekcok atau pertengkaran. Rumah tangga pasangan ini akan sering mengalami pertikaian atau pertengkaran. Meski sering terjadi pertengkaran, nasib rumah tangga tidak sampai bercerai. Pertengkaran ini bahkan dipicu dari hal-hal yang bersifat sepele. Sehingga disarankan untuk tidak melanjutkannya ke jenjang pernikahan. Itulah sulitnya hidup di jawa yang masih kental dengan perhitungan wetonnya, terkadang mencari calon saja sudah susah ditambah ketika weton tidak pas, akan tetapi hal tersebut merupakan salah satu upaya agar pernikahan yang dilakukan tidak kandas ditengah jalan, meskipun upaya tersebut kebenarannya tidak bernilai mutlak. Karena hakikatnya takdir tentang jodoh, umur dan rejeki telah digariskan oleh yang Maha Kuasa jauh sebelum manusia itu lahir.

Implementasi weton

Sepertinya kurang pas jika kita hanya mengeahui teori weton, mengimplementasikannya pada diri kita sebagai pengetahuan sepertinya perlu dicoba. Mari kita coba implementasi weton pada kecocokan jodoh.

ISI DATA ANDA DENGAN LENGKAP

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama